Dalam Alquran, Allah SWT menjamin kemudahan dalam membaca, memahami dan menghafal Alquran. Ayat tersebut diulang sebanyak tiga kali membuktikan bahwa Allah SWT betul-betul menekankan kemudahan bagi mereka yang mau bersungguh-sungguh.
Itulah yang dibuktikan oleh empat orang siswa SMP-IT ICBS yang mengikuti Daurah menghafal Alquran di Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota, bulan lalu. Selama 20 hari, mereka di karantina untuk menghafal Alquran. Nyatanya, kebanyakan dari peserta yang mengikuti sangat merasakan betul dampak dari menghafal Alquran. Mereka yakin, menghafal Alquran telah dijamin kemudahannya oleh Allah SWT.
Diantara peserta yang telah merampungkan hafalan Alquran mereka 30 juz adalah; Ahmad Al Husaini (siswa SMP-IT ICBS Kelas VII 2), Muhammad hasanuddin Al Adri (siswa SMP-IT ICBS kelas VIII 5) , Ahmad Zahid (siswa SMP-IT ICBS Kelas VIII 2), dan Yahya Habiburrahman (siswa SMP-IT ICBS Kelas VII 1).
Wakil pimpinan ICBS yang langsung terjun sebagai pembina tahfidz Daurah menghafal Alquran ini, Ustadz Okta Veldi Andika Lc mengatakan, keempat peserta mengkhatamkan hafalan Alquran mereka 30 dalam waktu yang berbeda-beda.
Husain mengkhatamkan Alquran dalam 29 Hari, sementara hasan selama 36 hari. Zahid selama 35 hari, dan Yahya mengikuti daurah selama 28 hari dan baru memasuki juz ke 28. "Mereka dibekali motivasi yang kuat. Kita pakai sistem kepepet. Jadi mereka dibuat kepepet setiap hari agar bisa mencapai target," jelas Ustadz Veldi.
Menurut Ustadz Veldi, mereka setiap hari diberikan motivasi yang berbeda-beda. "Misalkan hari ini tentang ikhlas, esok tentang istiqamah, lusa tetang sabar. Motivasi ini penting agar peserta bisa cepat beradabtasi dengan suasana mengahfal. Ini yang memompa semangat mereka untuk terus menghafal dan segera menamatkan 30 juz," paparnya.
"Kita betul-betul fahamkan peserta. Dengan kemampuan 100 persen mereka bisa menghafal 1 juz perhari," jelasnya. Bahkan, menurut Ustadz Veldi, salah seorang peserta, Husein bisa menghafal lebih dari satu juz per hari, yakni 29 halaman.
Ustadz Veldi menekankan, masalah makan dan nutrisi para peserta daurah ini harus betul-betul diperhatikan. Tidak hanya mengenai status halal dan thayyibnya, mengenai jadwal makan, kecukupan gizi, dan hal-hal yang berkaitan dengan nutrisi sangat diperhatikan.
Para penghafal Alquran tersebut tidak hanya menunjukkan kualitas intelektual yang luar biasa. Alquran tidak hanya ada di otak mereka, tapi menjalar ke seluruh tubuh mereka. Inilah yang menyebabkan para penghafal Alquran ini menjadi lebih santun dan sopan. "Kenikmatan menjadi soerang hafidz itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sikap dan akhlak anak-anak ini betul-betul berubah dari awal Daurah dengan akhlak mereka ketika keluar," terang Ustadz Veldi.
"Apa yang mereka ucapkan dan apa yang menjadi tindak tanduk mereka itu betul-betul mereka fikirkan. Karena mereka seorang hafidz, jadi mereka tidak akan sembarangan untuk bersikap," tambahnya.
Mereka yang lepas dari daurah pun disambut bak idola bagi teman-teman mereka. Menurut Ustadz Veldi, mereka menjadi panutan bagi rekan-rekannya. "Di sekolah pun menjadi panutan dari yang lain. Ini sesuai dengan janji Allah, orang-orang yang menghafal Alquran akan dimuliakan dan dijadikan keluarga Allah di muka bumi," paparnya.
Selama 20 hari mengikuti daurah di Kecamatan Harau, banyak kisah yang terus terkenang bagi peserta, ustadz yang menjadi muhaffidz, dan Ustadz Veldi sendiri. "Ana selaku penanggungjawab dan yang membina anak-anak ini sangat terkesan dengan kesungguhan mereka. Ada diantara mereka yang menangis karena tidak sanggup lagi menghafal. Mungkin dia sudah jenuh karena sampai ke ayat-ayat talak. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita bagaimana membangkitkan lagi motivasi mereka," paparnya.
Selain itu, ada pula peserta yang sakit selama dua hari. Dia betul-betul tidak bisa lagi menghafal. Untunglah tenaga kesehatan yang telah stand by bisa menemani peserta hingga sembuh dan kembali bisa melanjutkan hafalan. "Suasana Alquran itu sangat terasa. Ukhuwah anak-anak sesama mereka dan dengan kita pun sangat erat." jelasnya.
Selain daurah yang diselenggarakan oleh ICBS sendiri, siswa ICBS juga dikirim menjadi utusan untuk mengikuti daurah 40 hari menghafal ALquran di Tanjung Pati. Daurah ini digelar oleh Alquran Training Center (ATC) Payakumbuh yang diikuti 25 orang peserta.
Salah satu peserta yang diutus ICBS untuk mengikuti daurah ini adalah Ahmad Zahid. Menurut Zahid, motivasi adalah hal terpenting dalam menghafal. Zahid sendiri termotivasi dengan banyak keutamaan yang didapatkan para penghafal Alquran. "Keutamaan yang dijanjikan untuk orang yang menghafal Alquran itu banyak sekali. Diantaranya, kita bisa memberikan syafaat kepada 70 orang keluarga kita nanti di Hari Kiamat," jelasnya.
Selain itu, perkataan sang ibu juga menjadi bara yang terus membakar semangat Zahid. "Yang sering terngiang-ngiang itu perkataan ibu. 'Kapan ibu bisa menghadiri wisuda 30 juz anak ibu?'." Jadi ia bertekat selama daurah harus bisa membawa pulang hafalan Alquran 30 juz.
Saat diwisuda sebagai Hafidz Quran 30 juz, rona bangga jelas terlihat di wajah orang tua zahid. Ia menjadi anak kebanggaan yang nantinya akan memberikan mahkota kepada kedua orang tuanya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis, mahkota tersebut terangnya melebihi sinar matahari.
Ia merasakan, saat menghafal Alquran ia bisa meresapi kebesaran Allah dari kisah-kisah Alquran yang tercantum dalam ayat yang dihafal. "Ana kadang menangis waktu membaca ayat yang berkisah tentang azab," ujarnya.
Banyak tantangan yang dirasakan Zahid ketika mengikuti daurah. Ia sering merasa ingin pulang. "Karena ana tidak terbiasa menghafal banyak," jelasnya.
Ia pun mengutarakan niatnya ingin pulang kepada temannya sesama daurah. Temannya itu ternyata juga merasakan hal yang sama. Namun seketika ia sadar. "Malah sebaliknya, ana yang memberi dia nasehat agar terus melanjutkan daurah," paparnya.
Peserta lainnya, Yahya juga merasakan hal yang serupa. Menurutnya, tantangan yang paling besar adalah godaan iblis yang merasuki hati dan menanamkan niat ingin pulang. Namun tekatnya sudah membaja untuk segera merampungkan hafalannya. "Ana ingin membanggakan orang tua. di Akhirat orang yang menghafal Alquran bisa memberi mahkota kepada orang tua," jelas Yahya.
Yahya mengaku hafalannya sudah mencapai 28 juz. Ia menargetkan, ketika ia pulang dalam liburan kali ini, ia sudah bisa mengkhatamkan hafalan. "Rencananya pulang ini ingin mengkatamkan hafalan. Kalau bisa balik kesini nanti sudah khatam Alquran," tekad Yahya.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)

0 komentar:
Posting Komentar